Bahwa Nabi Khidir itu berumur panjang dan masih hidup sampai sekarang masih diyakini sebagian besar kaum muslimin pada umumnya, khususnya umat muslimin Islam tradisional di Indonesia.Kisah-kisah tentang Nabi Khidir ii terus menarik perhatian semua orang karena keunikannya.
Berikut ini di tuturkan kisah asal mula Nabi Khidir bisa berumur panjang, walau semua itu tidak lepas dari kehendak Allah SWt.
Kisah ini diriwayatkan ole Ats-tsa labi dari imam Ali, yang bermula dari Raja Iskandar Zulkarnain yang disebut The Great Alexander (Iskandar yang agung). Sebutan The Great Alexander kepada Raja Iskandar Zulkarnain karena beliau adalah seorang kaisar yang mampu menaklukkan dunia barat dan timur.Beliau disegani dan ditakuti orang di seluruh dunia pada zamannya.Walau demikian, posisi ini tidak menjadikan beliau sombong, beliau adalah salah seorang raja yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Suatu ketika raja Iskandar Zulkarnain pada tahun 322 SM berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi (istilah ke tepi bumi ini disebut orang sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1492 pada saat itu anggapan orang bumi itu tidak bulat). Allah mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rafa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Zulkarnain.
Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang dan raja Iskandar Zulkarnain berkata kepada malaikat Rafa’il : “wahai malaikat Rafa’il ceritakanlah kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit.” Malaikat Rafa’il berkata:”ibadah para malaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya. Ada yang sujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya.” Mendengar keterangan ini Raja termenung. Dalam benaknya timbul keinginan bisa melakukan hal yang sama seperti malaikat. Niatnya hanya satu agar dapat beribadah kepada Allah. Lalu malaikat Rafa’il berkata: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air di bumi, namanya Ainul hayat yang artinya sumber air hidup, maka barang siapa yang meminumnya seteguk,maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia memohon kepada Allah agar supaya dimatikan.”
Kemudian raja bertanya kepada malikat Rafa’il:” apakah kau tahu dimana tempat ainul hayat itu.” Malaikat rafa’il menjawab: “ Bahwa sesungguhnya Ainul hayat itu berada di bumi yang gelap.”Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rafa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan alim ulama pada zaman itu. Raja bertanya kepada mereka tentang Ainul hayat itu tetapi mereka menjawab: kita tidak tahu kabarnya, namun ada seorang yang alim di antara mereka menjawab :” sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap.” Dimanakah tempat bumi yang gelap itu ? Tanya raja. Dan dijawab, yaitu di tempat keluarnya matahari.
Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya: “ kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap? Dan sahabat menjawab, yaitu kuda betina yang perawan. Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang masih perawan, lalu raja memilih di antara tentaranya yang sebanyak 6000 orang dipilih yang cendekiawan dan yang ahli mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya. Setelah menempuh perjalanan jauh maka mereka jumpai dalam perjalanan,bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat. Kemudian mereka tidak berhenti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai di tepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam.
Kemudian seorang yang sangat cendekiawan mencegah raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya berkata kepada raja. “ Wahai raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat gelap ini karena tempat ini gelap dan berbahaya “. Raja berkata : “Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak “. Kemudian raja hendak masuk, maka mereka semua membiarkannya siapakah yang berani membantah perintah maharaja yang disegani dunia barat dan dunia timur. Kemudian raja berkata kepada pasukannya : “ Diamlah, kalian di tempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang kepada kalian dalam masa 12 tahun itu maka kita pulang bersama, jika aku tidak datang selama 12 tahun maka pulanglah kembali ke negeri kalian.
Kemudian raja berkata kepada Malaikat Rifail : “ Apabila kita melewati tempat yang gelap ini apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita ? “. “ Tidak bisa kelihatan “ , jawab Malaikat Rifail : “ Akan tetapi aku memberimu sebuah mutiara, jika mutiara itu ke atas bumi maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras dengan demikian maka teman-teman kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian” . Kemudian Raja Zulkarnain masuk ke tempat tersebut dengan didampingi oleh Nabi Khidir. Disaat mereka jalan Allah memberikan wahyu kepada Nabi khidir As, “ Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat itu Aku khususkan untuk kamu “. Setelah Nabi Khidir menerima wahyu tersebut kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya : “ Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian “.
Lalu beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidir turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke “ Ainul Hayat “ ( sumber air hidup ) tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air hidup tersebut maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis dibanding madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain sedangkan raja tidak pernah tahu apa yang terjadi pada Nabi Khidir As yaitu pada saat Nabi Khidir melihat Ainul Hayat dan mandi.
Raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdenganr oleh Raja suara gemericik di bawah kaki kuda. Kenudian Raja berkata kepada Malaikat Rafail “ Suara apakah yang gemerincing di bawah kaki kuda tersebut ? “, Malaikat Rafail menjawab : “ gemericik adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya niscaya ia akan menyesal juga. Suara gemericik itu membuat orang jadi penasaran namun semua orang ragu-ragu dalam mentukan sikapnya, mengambil benda itu atau tidak ?. Kemudian diantara pasukan ada yang mengambilnya namun hanya sedikit setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu ternyata bahwa benda tersebut adalah permata yakut berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau; maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit, apalagi para pasukan yang tidak mengambilnya pasti lebih menyesal lagi kenapa mereka begitu bodoh tidak mengambil permata yang mahal harganya itu.
Demikianlah kisah asal mula Nabi Khidir berumur panjang. Bukti bahwa Nabi Khidir berumur panjang adalah dari adanya kisah-kisah yang menyebutkan bahwa beliau sudah ada sejak zaman Nabi Musa As, lalu beliau juga pernah bertemu dengan Rosullullah SAW dan bahkan pernah berguru Ilmu Fiqih kepada Imam Anu Hanifah.
Sumber : Abu Khalid. MA
Selengkapnya...
11.1.09
KISAH NABI KHIDIR BERUMUR PANJANG
6.1.09
Mahwana 1
Mahwana merupakan awal terjadinya malaikat, terjadinya langit,terjadinya bintang-bintang, terjadinya bulan,terjadinya matahari, terjadinya angin, terjadinya siang dan malam, terjadinya jin, terjadinya iblis, terjadinya roh, terjadinya hujan,terjadinya dunia, terjadinya surga dan neraka, terjadinya petir, terjadinya laut, terjadinya akal, terjadinya sir, terjadinya setan, dimana kesemuanya itu terjadi dari cahaya yang bersumber dari mahwana.
500 juta tahun sebelum dunia terbentuk
Bila diibaratkan mahwana seperti kitab yang terbuat dari emas murni sebanyak 99 lembar,dengan ukuran panjang 1 setengah m dan lebar 1 m. Adapun isi dari 99 lembar emas murni itu terdiri dari cahaya-cahaya, dimana percikan-percikan cahaya itu merupakan terjadinya malaikat, terjadinya langit,terjadinya bintang-bintang, terjadinya bulan,terjadinya matahari, terjadinya angin, terjadinya siang dan malam, terjadinya jin, terjadinya iblis, terjadinya roh, terjadinya hujan,terjadinya dunia, terjadinya surga dan neraka, terjadinya petir, terjadinya laut, terjadinya akal, terjadinya sir, terjadinya setan, yang kesemuanya itu terjadi dari cahaya yang bersumber dari mahwana.
Dunia belum ada yang ada hanyalah mahwana, mahwana bergerak 500 juta tahu dengan menggunakan tata bahasa “laspah” yang tidak dapat dibaca dan dimengerti sebab sifatnya abstrak dan tidak bisa menggunakan logika (akal) atau menggunakan penafsiran sebab bahasa laspah begitu adanya. Bagi yang tidak memiliki kemampuan analisa panjang hanya dapat melihat , namun bagi manusia yang telah mencapai tingkat analisa dan pemahaman tinggi maka apa yang dilihat bukan hanya luarnya saja namun sangat jauh sekali. Untuk menerawang jauh seakan dirinya “hampa” , kemudian dirinya keluar ke alam cahaya , sedangkan cahaya itu masuk ke dalam cahaya, dan di dalam cahaya itu juga ada cahaya lain.
Maka apa yang terjadi apabila cahaya menyatu dengan cahaya, itulah “mahwana” sedangkan mahwana bukan cahaya, namun bersinggasana cahaya sejak 500 juta tahun sebelum ada jagad raya ini serta isinya, MAHWANA ada pada singgasananya. Untuk menjelaskan mahwana tidak dapat dengan akal pikiran atau rumus, sebab akal logika hukum, atau rumus pada waktu itu belum ada sama sekali, apalagi manusia. 500 juta tahun perjalanan panjang, apabila kita tarik waktu mundur, sama halnya dari abjat Z sampai dengan A. Dengan sendirinya beberapa huruf dilalui dan dapat dibaca dengan kata-kata yang pas bahkan mengenal beberapa bentuk sehingga untuk menghafal sangat mudah. Itulah gunanya mengerti perjalanan mundur ke belakang, apa yang dilihat, apa yang dirasakan, dengan perbedaan suhu dan perbedaan alam, penglihatan dari alam nyata kealam goib, dan dari alam goib ke alam yang telah tersurat, sehingga pada akhirnya tertuju pada titik poros,lalu dimana keberadaan yang sebenarnya?
Batas langit dilalui, batas sidratul dilalui, batas arsy dilalui, batas tajab dilalui, batas makun dilalui, batas ma’ag dilalui, batas nuga dilalui, batas tasyta dilalui, batas mahwana dilalui, dan baru mahwana . Itulah perjalanan mundur 500 juta tahun. Sedangkan pada 500 juta tahun sebelum bumi terbentuk yang ada hanya mahwana. Garis bintang, jalur angin, gumpalan awan, meteor-meteor, orbit bulan dan matahari atau pembagian cahya belum ada, segalanya ada pada mahwana. Mahwana adalah mahwana, cahaya adalah cahaya, tapi mahwana dan cahaya menyatu erat.
Untuk itu mari kita lihat dan mencari kebenaran tentang alam sebelum ada alam kehidupan dan sesudah ada alam kehidupan. 500 juta tahun berdiri tegak cahaya dari sebagian” ZAT-KU “ lalu kuletakkan pada singgasana lalu kuluhurkan atas namaku segala hak kuberikan padanya dengan LUIDAMA WAKTI “yang lebih mulia”. Kenikmatan ada padanya, maka cahaya bergerak dan keluarlah percikan-percikan cahaya dengan jumlah 100 warna biru yang sangat indah, lalu ia bergerak-gerak mencari-Ku dengan susah payah karena antara dia dan Aku terbatas oleh kekuatan mahwana.
Cahaya warna biru indah hanya bergerak berputar-putar seakan ia berkata dengan gerakan turun naik siapa aku? Allah berkata “Kembali pada asalmu tanyakan padanya, lalu cahaya itu kembali dan berputar-putar, dan dengan kekuasaanKu maka mahwana menjawab “ karena engkau dari aku, maka aku berhak menjawab engkau adalah Malikil.”
Cahaya tetap berputar turun naik selama 50 tahun, adapun jarak berputar antar cahaya 100 tahun lebih lama, 4 cahaya dari 100 cahaya entah mengapa harus berputar mengelilingi membentuk formasi lingkaran, mereka menunduk tanpa menoleh atau menatap.
Kemudian beberapa cahaya merah, cahaya hitam, dan cahaya abu-abu keluar dari kumpulan cahaya dan itu merupakan suatu pelanggaran ketidak patuhannya, dari jumlah 100 cahaya kini jumlahnya menjadi 933 cahaya bertaburan dan ia tak tahu apa yang terjadi. Cahaya biru lari dalam perjalanan 100 tahun bahkan mencapai ribuan tahun barulah ia kembali pada titik awalnya lalu warna biru itu membentang bagai hamparan permadani. Kemudian 2 cahaya lain lari berbeda arah, melalui perjalanan 1000 tahun dari masing-masing arahnya, 2 cahaya yang lain hijau dan coklat juga bergerak perlahan dengan lembutnya, jarak antara cahaya juga 100 tahun, dengan kesejukan yang menawan.
8 cahaya turun dan menghampar dengan warna cahaya berwarna-warni, 4 cahaya bergerak dengan jarak satu sama lain 1000 tahun dan hamparannya bagai hamparan salju ,hamparan kapas, hamparan jamrud, bagai cahaya fatamorgana namun indah dan harum wewangian. 4 cahaya terus menerus mengelilingi dengan patuhnya dan taat dengan jarak cahaya antara 100 tahun, ia merunduk tanpa menoleh dan menatap pandang, begitulah adanya mahwana bukan cahaya tapi bercahaya .
Note : Please read another story in my blog every 3 days, i hope you like it..
Selengkapnya...
Mahwana 2
Terjadinya matahari, bulan dan bintang dimulai ketika 2 cahaya meluncur ke bawah dengan cepatnya lalu ia berhenti seakan ia bergantung pada batas yang telah ditetapkan, 2 cahaya dengan berbeda letaknya seakan berlawanan dengan jarak antara kedua cahaya adalah 100 juta tahun. Namun hal ini apabila disempurnakan maka kedua cahaya ini menjadi matahari (maalia) dan bulan(jinraut) yang artinya maalia adalah cahaya murni dan jinraut adalah menarik
Terbentuknya bulan, matahari & bintang
Terjadinya matahari, bulan dan bintang dimulai ketika 2 cahaya meluncur ke bawah dengan cepatnya lalu ia berhenti seakan ia bergantung pada batas yang telah ditetapkan, 2 cahaya dengan berbeda letaknya seakan berlawanan dengan jarak antara kedua cahaya adalah 100 juta tahun. Namun hal ini apabila disempurnakan maka kedua cahaya ini menjadi matahari (maalia) dan bulan(jinraut) yang artinya maalia adalah cahaya murni dan jinraut adalah menarik
Sebelum 2 cahaya maalia dan jinraut disempurnakan ada 20 cahaya berbenturan sangat kerasnya sehingga hancur dan berhamburan dengan jumlah yang sangat besar yaitu 6 milyar sehingga membentuk percikan-percikan cahaya dengan jarak antar percikan seperti perjalanan 50 ribu tahun. Taburan cahaya itu kemudian dikenal dengan bintang (yasiki) yang artinya bunga-bunga cahaya, yang bila kelak disempurnakan maka cahaya itu menjadi Bintang sebagai penghias di malam hari ,milyaran cahaya yang berhamburan namun bergerak sesuai dengan hukum alam yang berlaku.
Bersambung.....
Selengkapnya...
Cerita Semar 1
Nama Semar dikenal sejak jaman Prabu Syailendra yang merupakan raja dari kerajaan Jenggala. Munculnya legenda semar ini diawali dengan kisah dimana konon saat prabu syailendra berusia muda beliau sering sekali menerima wejangan2 yang didapat melalui proses supranatural atau yang dikenal dengan ‘wangsit’. Sebagai seorang raja pada masanya memang hal ini biasa dilakukan, wangsit yang didapat itu mengatas namakan “aku adalah semar” yang dengan bijaksana memberikan solusi atau sumbang saran atas permasalahan yang didapat, akan tetapi wujudnya tidak pernah nampak sehingga sang prabu ingin sekali melihat wujud Semar apa dan bagaimana bentuknya. Sebab wejangan yang diberikan selalu saja terbukti hal ini memperkuat keinginan sang prabu agar Semar maujud dan dapat duduk berdampingan sebagai penasehat Raja.
Akan tetapi hal ini tidak pernah menjadi kenyataan hingga sang prabu mangkat Semar tidak pernah maujud.
Dengan mangkatnya Prabu Syaelendra maka terjadi perebutan tahta kerajaan dengan ditandai timbulnya pemberontakan dimana-mana. Anehnya pada pemberontakan itu Semar dijadikan semboyan untuk menyatakan kesetiaan pada sang Prabu bahwa kendati beliau sudah mangkat mereka tetap akan menjaga keutuhan istana yang kini hanya tinggal petilasan di lereng gunung Dieng tepat di desa Punjul yang kerap ditemukan fosil-fosil dan tembikar yang terbuat dari perunggu
Hari, bulan dan tahun berganti Kerajaan Syaelendra terkubur ditelan alam dan nama Prabu Syaelendra tetap terukir dalam sejarah. Namun yang terjadi pada para ahli waris dan keturunannya semua terbius oleh keserakahan dan ambisi untuk menjadi pimpinan. Karena itulah tumbuh kerajaaan-kerajaan kecil bagai jamur dimusuhi hujan. Tetapi tetap semar dijadikan sebagai Dewa pelindung di tanah jawa yang pada saat itu menganut agama Hindu dan Budha. Meskipun Semar bukanlah Dewa !!.
Dari hasil pemujaan pada tempat-tempat yang dianggap suci maka disitulah mereka mengolah jiwanya untuk mendapatkan kekuatan dalam penyatuan alam sehingga mendapatkan wangsit bagaimana untuk mengarungi perjalanan hidup. Akan tetapi tidak semua mampu menganalisa wangsit tersebut sehingga akhirnya mereka menggunakan ritual yang tidak ada pada wangsit yang mengakibatkan munculnya ilmu-ilmu keturunan di tanah jawa, salah satunya adalah ilmu kebatinan.
Lain halnya bagi mereka yang mampu menganalisa wangsit yang diterima maka mereka dapat mengolah jiwanya sehingga timbul rasa percaya diri sebagai sumber kekuatan yang luar biasa. Dialah cikal bakal yang mampu menghalau musuh sehingga mampu menghalau musuhnya dengan meluluhkan hatinya dan musuh tunduk mengikuti perintah mereka. Mereka terus menganggap Semar sebagai pengayom sedangkan Semar tetap belum maujud namun sugesti yang dirasakan membuat nama Semar mengalir ke rongga tubuh hingga memancarkan suatu charisma.
Note : Please read another story in my blog every 3 days, i hope you like it..
Cerita Semar 2
Melihat wujud dari wayang, yaitu berbentuk manusia dengan tinggi 50 cm lebar 25 cm dengan tangan menjurus keatas memberi inspirasi bahwa yang patut disembah berada diatas.Maka sunan kali jaga mendapat inspirasi untuk memakai gambar yang tertera pada lembaran kulit sapi yang kebetulan membentuk motif gambar wajah. Kemudian beliau memberi nama wayang tersebut dengan nama “ Semar” yang merupakan singkatan “sesembahan manungso ono ning aras” atau “ yang patut disembah ada di atas”.
Dengan menggunakan wayang sebagai wadah dakwahnya beliau membuat lagi 29 wayang sesuai dengan karakternya dan nama dari ke 29 wayang nya diambil dari huruf arab “alif atau ia”.
Asal mula wayang kulit Semar
Alam bergulir dari ufuk timur yang memancarkan cahaya merah jingga menyelimuti alam jagad raya seakan ditaburi keharuman kasturi menyelusuri jasirah tanah jawa para penduduk bangkit dan menyusun kepribadian dengan budaya masing-masing. Hingga saat ini budaya kuno di tanah jawa tetap menancap di lubuk hati penduduk jawa. Jarum waktu bergulir dengan tajamnya nafas kehidupan mulai dihirup oleh penduduk yang berada di tanah jawa yang konon masih tetap setia menanti datangnya Semar sebagai Dewa pengayom.
Kitab Babat Tanah Jawa memberikan inspirasi sebagai pegangan kebenaran. Kerajaan majapahit sebagai ujung tombak yang terbalut sutra merah sebagai lambang untuk menduduki cambuk pimpinan disertai dengan pertumpahan darah dan pengorbanan jiwa akibat keserakahan maka tidak sedikit korban berjatuhan.
700 tahun sebelum masehi peradapan penduduk tanah jawa masih sangat primitive dan alur kehidupan tertumpu pada beberapa titik sehingga apa yang dilakukan tak lepas dari ritual-ritual unsur mistik yang tetap tertanam di lubuk hatinya. Mudah diucapkan dan sukar dilupakan akibat eratnya penyatuan alam yang membakar kehidupannya. Disinilah peranan Wali Songo mengikat tali pinggang untuk turun membenahi ahlak. Sunan gresik, Sunan Bonang , Sunan Ampel, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali Jaga adalah nama – nama yang sangat terkenal pada jamannya dan bahkan hingga sekarang.
Desa Demak dijadikan tempat musyawarah para Wali untuk membahas apa dan bagaimana cara mengembangkan agama Islam di tanah jawa, semua usul dan pendapat ditampung dan dianalisa. Pada akhirnya Wali Songo telah mufakat untuk menjadikan Sunan kali Jaga sebagai pimpinan untuk penyebaran agama islam di tanah jawa Pada awal penyebarannya Sunan kali jaga mensyiarkan tablighnya dari desa ke desa, akan tetapi hal ini dianggap hanya isapan jempol saja oleh para penduduk. Namun beliau tidak menyerah sampai disitu kendati hembusan angin menerpa dan hujan membasahi tubuhnya Sunan tetap tegar dan sabar.
Tepat pada hari jumat jelasnya selesai solat jumat Sunan merenungkan lagi bagaimana misi yang diemban untuk dapat diserap kedalam sanubari para penduduk desa. Sang sunan berdiri membelakangi sinar matahari tampak olehnya bayangan tubuhnya lalu digerak-gerakkan kedua tangannya, dari bayangan itu maka ia mendapatkan inspirasi untuk menggunakan alat / benda untuk menyampaikan dakwahnya karena penduduk jawa menyukai hal ini. Alat / benda yang digunakan adalah berbentuk manusia namun terbuat dari kulit yang disebut sebagai ‘ ayang-ayang’ atau yang saat ini dikenal sebagai wayang.
Pada saat itu para wali berkumpul untuk memusyawarahkan cara penyebaran Islam yang lebih efektif hingga mengeluarkan surat keputusan para wali yang mengandung banyak makna. Hingga saat ini masih banyak orang yang memburu surat tersebut. Sunan Kali Jaga menerima surat tersebut namun beliau tetap menerapkan ide yang didapat tersebut secara diam-diam. Beliau mengambil lembaran kulit sapi yang sudah mengering lalu dibentangkan dari sudut-sudut tangannya. Lalu ia meregangkan sebatang kayu yang sudah terbakar dan dengan luwesnya memainkan kedua tangannya dengan menggerak-gerakkan dari kiri ke kanan dan seterusnya.
Melihat wujud dari wayang, yaitu berbentuk manusia dengan tinggi 50 cm lebar 25 cm dengan tangan menjurus keatas memberi inspirasi bahwa yang patut disembah berada diatas.Maka sunan kali jaga mendapat inspirasi untuk memakai gambar yang tertera pada lembaran kulit sapi yang kebetulan membentuk motif gambar wajah. Kemudian beliau memberi nama wayang tersebut dengan nama “ Semar” yang merupakan singkatan “sesembahan manungso ono ning aras” atau “ yang patut disembah ada di atas”.
Dengan menggunakan wayang sebagai wadah dakwahnya beliau membuat lagi 29 wayang sesuai dengan karakternya dan nama dari ke 29 wayang nya diambil dari huruf arab “alif atau ia”.
Note : Please read another story in my blog every 3 days, i hope you like it..
Selengkapnya...