OnLoad="FreeViral(250808)" TEXT="Black">

6.1.09

Mahwana 1

Mahwana merupakan awal terjadinya malaikat, terjadinya langit,terjadinya bintang-bintang, terjadinya bulan,terjadinya matahari, terjadinya angin, terjadinya siang dan malam, terjadinya jin, terjadinya iblis, terjadinya roh, terjadinya hujan,terjadinya dunia, terjadinya surga dan neraka, terjadinya petir, terjadinya laut, terjadinya akal, terjadinya sir, terjadinya setan, dimana kesemuanya itu terjadi dari cahaya yang bersumber dari mahwana.




500 juta tahun sebelum dunia terbentuk

Bila diibaratkan mahwana seperti kitab yang terbuat dari emas murni sebanyak 99 lembar,dengan ukuran panjang 1 setengah m dan lebar 1 m. Adapun isi dari 99 lembar emas murni itu terdiri dari cahaya-cahaya, dimana percikan-percikan cahaya itu merupakan terjadinya malaikat, terjadinya langit,terjadinya bintang-bintang, terjadinya bulan,terjadinya matahari, terjadinya angin, terjadinya siang dan malam, terjadinya jin, terjadinya iblis, terjadinya roh, terjadinya hujan,terjadinya dunia, terjadinya surga dan neraka, terjadinya petir, terjadinya laut, terjadinya akal, terjadinya sir, terjadinya setan, yang kesemuanya itu terjadi dari cahaya yang bersumber dari mahwana.


Dunia belum ada yang ada hanyalah mahwana, mahwana bergerak 500 juta tahu dengan menggunakan tata bahasa “laspah” yang tidak dapat dibaca dan dimengerti sebab sifatnya abstrak dan tidak bisa menggunakan logika (akal) atau menggunakan penafsiran sebab bahasa laspah begitu adanya. Bagi yang tidak memiliki kemampuan analisa panjang hanya dapat melihat , namun bagi manusia yang telah mencapai tingkat analisa dan pemahaman tinggi maka apa yang dilihat bukan hanya luarnya saja namun sangat jauh sekali. Untuk menerawang jauh seakan dirinya “hampa” , kemudian dirinya keluar ke alam cahaya , sedangkan cahaya itu masuk ke dalam cahaya, dan di dalam cahaya itu juga ada cahaya lain.

Maka apa yang terjadi apabila cahaya menyatu dengan cahaya, itulah “mahwana” sedangkan mahwana bukan cahaya, namun bersinggasana cahaya sejak 500 juta tahun sebelum ada jagad raya ini serta isinya, MAHWANA ada pada singgasananya. Untuk menjelaskan mahwana tidak dapat dengan akal pikiran atau rumus, sebab akal logika hukum, atau rumus pada waktu itu belum ada sama sekali, apalagi manusia. 500 juta tahun perjalanan panjang, apabila kita tarik waktu mundur, sama halnya dari abjat Z sampai dengan A. Dengan sendirinya beberapa huruf dilalui dan dapat dibaca dengan kata-kata yang pas bahkan mengenal beberapa bentuk sehingga untuk menghafal sangat mudah. Itulah gunanya mengerti perjalanan mundur ke belakang, apa yang dilihat, apa yang dirasakan, dengan perbedaan suhu dan perbedaan alam, penglihatan dari alam nyata kealam goib, dan dari alam goib ke alam yang telah tersurat, sehingga pada akhirnya tertuju pada titik poros,lalu dimana keberadaan yang sebenarnya?

Batas langit dilalui, batas sidratul dilalui, batas arsy dilalui, batas tajab dilalui, batas makun dilalui, batas ma’ag dilalui, batas nuga dilalui, batas tasyta dilalui, batas mahwana dilalui, dan baru mahwana . Itulah perjalanan mundur 500 juta tahun. Sedangkan pada 500 juta tahun sebelum bumi terbentuk yang ada hanya mahwana. Garis bintang, jalur angin, gumpalan awan, meteor-meteor, orbit bulan dan matahari atau pembagian cahya belum ada, segalanya ada pada mahwana. Mahwana adalah mahwana, cahaya adalah cahaya, tapi mahwana dan cahaya menyatu erat.

Untuk itu mari kita lihat dan mencari kebenaran tentang alam sebelum ada alam kehidupan dan sesudah ada alam kehidupan. 500 juta tahun berdiri tegak cahaya dari sebagian” ZAT-KU “ lalu kuletakkan pada singgasana lalu kuluhurkan atas namaku segala hak kuberikan padanya dengan LUIDAMA WAKTI “yang lebih mulia”. Kenikmatan ada padanya, maka cahaya bergerak dan keluarlah percikan-percikan cahaya dengan jumlah 100 warna biru yang sangat indah, lalu ia bergerak-gerak mencari-Ku dengan susah payah karena antara dia dan Aku terbatas oleh kekuatan mahwana.

Cahaya warna biru indah hanya bergerak berputar-putar seakan ia berkata dengan gerakan turun naik siapa aku? Allah berkata “Kembali pada asalmu tanyakan padanya, lalu cahaya itu kembali dan berputar-putar, dan dengan kekuasaanKu maka mahwana menjawab “ karena engkau dari aku, maka aku berhak menjawab engkau adalah Malikil.”

Cahaya tetap berputar turun naik selama 50 tahun, adapun jarak berputar antar cahaya 100 tahun lebih lama, 4 cahaya dari 100 cahaya entah mengapa harus berputar mengelilingi membentuk formasi lingkaran, mereka menunduk tanpa menoleh atau menatap.

Kemudian beberapa cahaya merah, cahaya hitam, dan cahaya abu-abu keluar dari kumpulan cahaya dan itu merupakan suatu pelanggaran ketidak patuhannya, dari jumlah 100 cahaya kini jumlahnya menjadi 933 cahaya bertaburan dan ia tak tahu apa yang terjadi. Cahaya biru lari dalam perjalanan 100 tahun bahkan mencapai ribuan tahun barulah ia kembali pada titik awalnya lalu warna biru itu membentang bagai hamparan permadani. Kemudian 2 cahaya lain lari berbeda arah, melalui perjalanan 1000 tahun dari masing-masing arahnya, 2 cahaya yang lain hijau dan coklat juga bergerak perlahan dengan lembutnya, jarak antara cahaya juga 100 tahun, dengan kesejukan yang menawan.

8 cahaya turun dan menghampar dengan warna cahaya berwarna-warni, 4 cahaya bergerak dengan jarak satu sama lain 1000 tahun dan hamparannya bagai hamparan salju ,hamparan kapas, hamparan jamrud, bagai cahaya fatamorgana namun indah dan harum wewangian. 4 cahaya terus menerus mengelilingi dengan patuhnya dan taat dengan jarak cahaya antara 100 tahun, ia merunduk tanpa menoleh dan menatap pandang, begitulah adanya mahwana bukan cahaya tapi bercahaya .

Note : Please read another story in my blog every 3 days, i hope you like it..

No comments: