OnLoad="FreeViral(250808)" TEXT="Black">

6.1.09

Cerita Semar 2

Melihat wujud dari wayang, yaitu berbentuk manusia dengan tinggi 50 cm lebar 25 cm dengan tangan menjurus keatas memberi inspirasi bahwa yang patut disembah berada diatas.Maka sunan kali jaga mendapat inspirasi untuk memakai gambar yang tertera pada lembaran kulit sapi yang kebetulan membentuk motif gambar wajah. Kemudian beliau memberi nama wayang tersebut dengan nama “ Semar” yang merupakan singkatan “sesembahan manungso ono ning aras” atau “ yang patut disembah ada di atas”.
Dengan menggunakan wayang sebagai wadah dakwahnya beliau membuat lagi 29 wayang sesuai dengan karakternya dan nama dari ke 29 wayang nya diambil dari huruf arab “alif atau ia”.



Asal mula wayang kulit Semar

Alam bergulir dari ufuk timur yang memancarkan cahaya merah jingga menyelimuti alam jagad raya seakan ditaburi keharuman kasturi menyelusuri jasirah tanah jawa para penduduk bangkit dan menyusun kepribadian dengan budaya masing-masing. Hingga saat ini budaya kuno di tanah jawa tetap menancap di lubuk hati penduduk jawa. Jarum waktu bergulir dengan tajamnya nafas kehidupan mulai dihirup oleh penduduk yang berada di tanah jawa yang konon masih tetap setia menanti datangnya Semar sebagai Dewa pengayom.

Kitab Babat Tanah Jawa memberikan inspirasi sebagai pegangan kebenaran. Kerajaan majapahit sebagai ujung tombak yang terbalut sutra merah sebagai lambang untuk menduduki cambuk pimpinan disertai dengan pertumpahan darah dan pengorbanan jiwa akibat keserakahan maka tidak sedikit korban berjatuhan.

700 tahun sebelum masehi peradapan penduduk tanah jawa masih sangat primitive dan alur kehidupan tertumpu pada beberapa titik sehingga apa yang dilakukan tak lepas dari ritual-ritual unsur mistik yang tetap tertanam di lubuk hatinya. Mudah diucapkan dan sukar dilupakan akibat eratnya penyatuan alam yang membakar kehidupannya. Disinilah peranan Wali Songo mengikat tali pinggang untuk turun membenahi ahlak. Sunan gresik, Sunan Bonang , Sunan Ampel, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali Jaga adalah nama – nama yang sangat terkenal pada jamannya dan bahkan hingga sekarang.

Desa Demak dijadikan tempat musyawarah para Wali untuk membahas apa dan bagaimana cara mengembangkan agama Islam di tanah jawa, semua usul dan pendapat ditampung dan dianalisa. Pada akhirnya Wali Songo telah mufakat untuk menjadikan Sunan kali Jaga sebagai pimpinan untuk penyebaran agama islam di tanah jawa Pada awal penyebarannya Sunan kali jaga mensyiarkan tablighnya dari desa ke desa, akan tetapi hal ini dianggap hanya isapan jempol saja oleh para penduduk. Namun beliau tidak menyerah sampai disitu kendati hembusan angin menerpa dan hujan membasahi tubuhnya Sunan tetap tegar dan sabar.

Tepat pada hari jumat jelasnya selesai solat jumat Sunan merenungkan lagi bagaimana misi yang diemban untuk dapat diserap kedalam sanubari para penduduk desa. Sang sunan berdiri membelakangi sinar matahari tampak olehnya bayangan tubuhnya lalu digerak-gerakkan kedua tangannya, dari bayangan itu maka ia mendapatkan inspirasi untuk menggunakan alat / benda untuk menyampaikan dakwahnya karena penduduk jawa menyukai hal ini. Alat / benda yang digunakan adalah berbentuk manusia namun terbuat dari kulit yang disebut sebagai ‘ ayang-ayang’ atau yang saat ini dikenal sebagai wayang.

Pada saat itu para wali berkumpul untuk memusyawarahkan cara penyebaran Islam yang lebih efektif hingga mengeluarkan surat keputusan para wali yang mengandung banyak makna. Hingga saat ini masih banyak orang yang memburu surat tersebut. Sunan Kali Jaga menerima surat tersebut namun beliau tetap menerapkan ide yang didapat tersebut secara diam-diam. Beliau mengambil lembaran kulit sapi yang sudah mengering lalu dibentangkan dari sudut-sudut tangannya. Lalu ia meregangkan sebatang kayu yang sudah terbakar dan dengan luwesnya memainkan kedua tangannya dengan menggerak-gerakkan dari kiri ke kanan dan seterusnya.

Melihat wujud dari wayang, yaitu berbentuk manusia dengan tinggi 50 cm lebar 25 cm dengan tangan menjurus keatas memberi inspirasi bahwa yang patut disembah berada diatas.Maka sunan kali jaga mendapat inspirasi untuk memakai gambar yang tertera pada lembaran kulit sapi yang kebetulan membentuk motif gambar wajah. Kemudian beliau memberi nama wayang tersebut dengan nama “ Semar” yang merupakan singkatan “sesembahan manungso ono ning aras” atau “ yang patut disembah ada di atas”.
Dengan menggunakan wayang sebagai wadah dakwahnya beliau membuat lagi 29 wayang sesuai dengan karakternya dan nama dari ke 29 wayang nya diambil dari huruf arab “alif atau ia”.


Note : Please read another story in my blog every 3 days, i hope you like it..


No comments: